Resensi Novel Friendklops

Friendklops 


Identitas Novel

Pengarang : Sara Tee

Tebal buku : 20 cm

Jumlah halaman : 184 halaman

ISBN : 978-602-03-1562-1

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2015


Pendahuluan

    Sara Tee dikenal sebagai penulis novel yang banyak mengeluarkan novel jenis TeenLit, novel jenis ini ditunjukkan untuk para remaja yang disesuaikan dengan karakter dan tumbuh kembang remaja. Biasanya topik cerita untuk novel jenis ini adalah tentang cinta dan persahabatan. Karya lain yang pernah ditulis oleh Sara Tee diantaranya Mamamo (2013), Miss Clean (2014), The Jacket (2015), Face Love (2015), Rangking 1 (2018), dan Sepatu untuk Almia (2019).

Sinopsis

    Novel Friendklops menceritakan tentang persahabatan di antara dua orang remaja yang memiliki kepribadian berlawanan. Novel ini diberi judul Friendklops karena mereka merasa cocok atau klop antara satu sama lain. Vena menjadi gadis introver, kaku, dan nyaris seperti robot karena sikap sang ayah yang otoriter dan selalu mengambil keputusan tanpa persetujuan Vena. Sang ayah memaksa Vena menjadi gadis berprestasi dan sukses. Sedangkan Ibunya selalu mendukung apa yang diimpikan putrinya selama itu dalam hal yang baik.

    SMA Pancaran Ilmu menjadi sekolah baru Vena saat memasuki tahap SMA. Sebenarnya Vena tidak menginginkan melanjutkan pendidikan nya di sekolah tersebut karena banyak teman lulusan SMP nya yang bersekolah di SMA Pelita, namun karena perintah sang ayah Vena harus memaksakan dirinya. Hari pertama memasuki sekolah Vena hanya berdiam diri karena tidak memiliki teman. Namun pada hari keempat, Vena bertemu dengan Asti si gadis tomboi dan supel. Asti mendekati Vena dan menginginkan Vena untuk menjadi sahabatnya. Vena awalnya menolak tawaran persahabatan itu, namun seiring berjalannya waktu Vena menerima tawaran dari Asti. Syarat dari persahabatan mereka hanya satu, yaitu saling percaya.

    Vena selalu terbuka kepada Asti, ia berbagi cerita tentang ayahnya dan juga rahasianya. Vena memiliki rahasia bahwa dia ingin menjadi penulis dan menerbitkan novel suatu hari nanti. Namun ayahnya pasti akan marah jika mengetahui hal tersebut. Ayah Vena menginginkan anaknya sukses dalam bidang prestasi sekolah bukan dalam hal tidak penting seperti menulis novel. Bahkan, ayah Vena juga merampas laptop yang biasa Vena gunakan untuk menulis. Namun, Vena tidak patah semangat dan tetap berusaha untuk menggapai impiannya agar dapat menerbitkan novel.

    Berbeda dengan Vena yang terbuka kepada Asti. Asti justru tidak pernah menceritakan keluh kesahnya kepada Vena. Hingga suatu hari, semua rahasia terbesar Asti terkuak. Qori, salah satu siswi SMA Pancaran Ilmu, memberitahukan Vena bahwa Asti adalah seorang pencopet. Ayah Asti sedang mendekap di penjara, karena telah membunuh majikannya, yang merupakan ayah Qori. Sedangakan ibunda Asti kini terbaring lemah di rumah sakit. Semenjak mengetahui itu semua, Vena mulai menjauh dari Asti. Namun, Asti tetap berusaha meyakinkan Vena bahwa berita tentang ayah Asti tidaklah benar, ayahnya di penjara karena dituduh membunuh ayah Qori saat mengemudi, padahal itu adalah sebuah kecelakaan. Sementara kabar bahwa Asti adalah seorang pencopet memang benar. Namun, Asti melakukan ini kerena ia harus membayar pengobatan ibunya. Vena merasa dibohongi dan dikhianati oleh Asti, hingga persahabatan mereka terancam runtuh. Namun, berkat usaha Asti untuk meyakinkan Vena dan berjanji untuk tidak mengulanginya serta kembali ke jalan yang benar, mereka kemudian bersahabat kembali.

    Cerita yang selama ini ditulis oleh Vena dikumpulkan menjadi satu, namun ternyata ayahnya mengetahuinya. Ayahnya merasa kecewa terhadap Vena, tetapi Vena tidak akan menyerah untuk mewujudkan impiannya itu. Novel pertama Vena akhirnya terbit dengan bantuan dan dukungan Asti serta Ibunya. Ayah Vena awalnya tidak peduli dengan hal tersebut, ia tidak merasa bangga terhadap Vena. Namun, pada akhirnya ayah Vena menerima kenyataan bahwa putrinya sangat berbakat dalam menulis novel.

    Vena mendapatkan penggemar pertama dari novel yang ia liris. Penggemar  pertama Vena adalah pemuda yang sedang terbaring di rumah sakit karena penyakit yang dideritanya. Wajahnya yang tampan membuat Vena jatuh hati kepadanya. Dia adalah anak dari pemilik sekolah SMA Pancaran Ilmu, yang tak lain adalah sahabat ayahnya. Paras Vena yang cantik mampu membuat pemuda itupun menyukai Vena. Kisah cinta Vena berbeda dengan kisah cinta Asti. Asti mencintai teman laki-lakinya di kelas yang bernama Lukman. Awalnya Asti risih dengan sikap Lukman yang terus mengganggu kegiatannya. Namun, ketika Lukman pergi entah kemana, Asti justru merindukannya. Dia terus berusaha meyakinkan dirinya sendiri, bahwa sekarang ia benar-benar mencintai Lukman.

Kelebihan

    Novel ini mempunyai bahasa yang mudah dipahami dan cocok untuk semua kalangan. Huruf yang digunakan mempunyai ukuran sedang sehingga membuat buku tersebut berkesan tidak rumit. Alur yang digunakan mudah dipahami. Selain itu, alur cerita yang sulit ditebak bisa membuat pembaca menjadi penasaran. Cover dari novel ini terlihat lucu sehingga dapat menarik perhatian pembaca.

Kekurangan

    Kekurangan dari novel ini yaitu ada beberapa tanda baca dan ejaan yang masih keliru. Selain itu, akhir dari kisah ini hanya menjelaskan tentang akhir persahabatan mereka namun tidak dengan kisah percintaan mereka masing-masing, sehingga banyak pembaca yang masih penasaran tentang akhir dari kisah cinta mereka.

Simpulan

    Novel Friendklops mengemas kisah tentang keluarga, mimpi, persahabatan, dan juga rahasia. Novel ini menceritakan dua orang remaja yang bersahabat yaitu Vena dan Asti. Cerita di dalam buku ini menginspirasi kita bahwa mimpi harus diperjuangkan. Selain itu, novel ini sangat cocok untuk semua kalangan, terutama para remaja yang sering menghabiskan waktunya bersama sahabat, karena di dalamnya mengandung banyak pelajaran tentang makna persahabatan. Persahabatan yang baik selalu mendukung satu sama lain dan saling percaya. Selain itu, di dalam novel ini mengajarkan kita untuk selalu berkata jujur.

 

Komentar

Posting Komentar